CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 21 Maret 2014

Asal-Usul Nama Indonesia-essay

Asal-Usul Nama Indonesia
Menjadi sebuah Negara merupakan hal yang tidak mudah. Memerlukan persiapan yang matang. Persiapan dilakukan dari pertempuran merebut kemerdekaan, hingga nama yang akan dipakai untuk Negara.
Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dari sabang sampai merauke berjajar ribuan pulau memiliki tanah yang subur, serta kaya akan hasil tambang. Laut diantara pulau-pulaunya kaya akan ikan dan hasil lautnya. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa, sehingga Indonesia memiliki julukan Zamrud Khatulistiwa.
Sebelum itu semua menjadi daya tarik dari Negara Indonesia, pada zaman dahulu belum ada yang namanya Negara Indonesia yang ada hanyalah daratan yang terbentang diantara Indocina dan Australia. Orang-orang tionghoa menyebut kawasan ini Nan-hai yang berarti kepulauan laut selatan. Dalam catatan bangsa India, mereka menyebut kawasan ini sebagai Dwipantara yang berarti kepulauan tanah seberang. Bangsa arab menyebut kawasan ini sebagai Jaza’ir al-Jawi yang berarti kepulauan jawa.
Nama lain bagi Indonesia kini adalah Nusantara. Nusantara adalah sebutan yang digunakan oleh para pejabat Kerajaan Singasari untuk menyebut pulau-pulau di luar pulau jawa. Kini sebutan nusantara digunakan untuk seluruh kawasan Indonesia.
Dalam hubungan internasional, kawasan Indonesia mulai dikenal oleh bangsa lain sejak zaman Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan. Perdagangan antara Nusantara dengan India dimungkinkan terjadi sejak abad pertama Masehi. Kemungkinan besar perdagangan antara India dan Nusantara memilki motif tidak jauh dari Nusantara sebagai penghasil emas.
Kerajaan Majpahit, kerajaan yang yang dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dan Patihnya Gajah Mada yang terkenal akan sumpahnya yang dikenal sumpah palapa yang berisi beliau Gajah Mada patih amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Gajah mada bersumapah, “jika telah mengalahkan nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan gurun, seram, tanjung pura, haru, Pahang, dompu bali, sunda, Palembang, tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa”. Sumpah dari gajah mada itulah yang menjadikan tujuan masyarakat menjadi satu yaitu menyatukan nusantara. Sekaligus menjadi bukti bahwa sumapah itulah yang mendasari terbentuknya Negara Indonesia terlepas dari perebutan kemerdekaan dari tangan jepang.
Kemasyuran Nusantara akan hasil alamnya membuat bangsa-bangsa lain melirik Nusantara dan berniat untuk melakukan hubungan timbal-balik yang sebenarnya dapat merugikan salah satu pihak. Dalam hal ini nusantaralah yang menjadi koraban. Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Para penjajah memanfaatkan kepolosan masyarakat Nusantara untuk diambil hasil buminya. Para penjajah khususnya Negara Barat yang membutuhkan hasil rempah, hal ini dikarenakan di Negara barat memilki suhu yang dibawah rata-rata normal, sehingga mereka membutuhkan bahan yang dapan membuat mereka merasa hangat untuk bertahan hidup.
Nama Indonesia tidak lahir dari pikiran pribumi melainkan nama Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh etnolog Inggris, G.R. Logan, pada tahun 1850, ketika ia menulis buku mengenai bangsa yang tinggal di kepulauan penghasil rempah-rempah itu. Logan menggabungkan kata “India” yang waktu itu diartikan oleh kebanyakan orang Barat sebagai daerah penghasil rempah, dengan kata “nesos” yang berarti kepulauan. Dengan menggabungkn dua kata itu, terciptalah nama Indonesia.
Nama dari siapa atau darimana orang itu berasal tidaklah penting. Sebagian masyarakat mungkin berfikir bahwa nama yang datang dari bukan masyarakat pribumi nama itu tidak sah, atau ada juga yang berpendapat bahwa nama yang berasal dari orang barat sekaligus negaranya mantan penjajah maka nama yang diusulkan tidak sah dan tidak perlu diakui oleh masyarakat. Tetapi bukan seperti itulah menyikapi nama yang telah diciptakan oleh seseorang, bahkan dengan nama itu kita, masyarakat Indonesia dapat merebut kemerdekaan dari tangan jepang. Bayangkan jika tidak ada nama ketika telah merebut kemerdekaan, pasti telah terjadi perdebatan anatara golongan tua dan golongan muda, antara golongan agamis dan ateis, anatara golongan islam dan non-islam, anatara golongan nasionalis, agamis dan pribumi. Dengan adanya nama yang telah tertanam dalam jiwa masyarakat Indonesia kemerdekaan dapat beralih dari tangan jepang ke tangan masyarakat Indonesia.

Penghargaan kehormatan selayaknya diberikan kepada Logan yang telah menciptakan nama Indonesia. Makna dibalik nama itu adalah persatuan yang tak terukur tingginya dan tertanam dalam jiwa masyarakat Indonesia. Nama bukanlah subjek dari suatu hubungan, melainkan apa yang membuat nama itu menjadi saubjeklah yang membuat nama itu menjadi berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar