Asal-Usul Nama Indonesia
Menjadi sebuah Negara merupakan hal yang tidak mudah. Memerlukan
persiapan yang matang. Persiapan dilakukan dari pertempuran merebut kemerdekaan,
hingga nama yang akan dipakai untuk Negara.
Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam
yang melimpah. Dari sabang sampai merauke berjajar ribuan pulau memiliki tanah
yang subur, serta kaya akan hasil tambang. Laut diantara pulau-pulaunya kaya
akan ikan dan hasil lautnya. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa, sehingga
Indonesia memiliki julukan Zamrud Khatulistiwa.
Sebelum itu semua menjadi daya tarik dari Negara Indonesia, pada
zaman dahulu belum ada yang namanya Negara Indonesia yang ada hanyalah daratan
yang terbentang diantara Indocina dan Australia. Orang-orang tionghoa menyebut
kawasan ini Nan-hai yang berarti kepulauan laut selatan. Dalam catatan bangsa India,
mereka menyebut kawasan ini sebagai Dwipantara yang berarti kepulauan tanah
seberang. Bangsa arab menyebut kawasan ini sebagai Jaza’ir al-Jawi yang berarti
kepulauan jawa.
Nama lain bagi Indonesia kini adalah Nusantara. Nusantara adalah
sebutan yang digunakan oleh para pejabat Kerajaan Singasari untuk menyebut
pulau-pulau di luar pulau jawa. Kini sebutan nusantara digunakan untuk seluruh
kawasan Indonesia.
Dalam hubungan internasional, kawasan Indonesia mulai dikenal oleh
bangsa lain sejak zaman Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan. Perdagangan
antara Nusantara dengan India dimungkinkan terjadi sejak abad pertama Masehi.
Kemungkinan besar perdagangan antara India dan Nusantara memilki motif tidak
jauh dari Nusantara sebagai penghasil emas.
Kerajaan Majpahit, kerajaan yang yang dipimpin oleh Raja Hayam
Wuruk dan Patihnya Gajah Mada yang terkenal akan sumpahnya yang dikenal sumpah
palapa yang berisi beliau Gajah Mada patih amangkubumi tidak ingin melepaskan
puasa. Gajah mada bersumapah, “jika telah mengalahkan nusantara, saya (baru
akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan gurun, seram, tanjung pura, haru,
Pahang, dompu bali, sunda, Palembang, tumasik, demikian saya (baru akan)
melepaskan puasa”. Sumpah dari gajah mada itulah yang menjadikan tujuan
masyarakat menjadi satu yaitu menyatukan nusantara. Sekaligus menjadi bukti
bahwa sumapah itulah yang mendasari terbentuknya Negara Indonesia terlepas dari
perebutan kemerdekaan dari tangan jepang.
Kemasyuran Nusantara akan hasil alamnya membuat bangsa-bangsa lain
melirik Nusantara dan berniat untuk melakukan hubungan timbal-balik yang sebenarnya
dapat merugikan salah satu pihak. Dalam hal ini nusantaralah yang menjadi
koraban. Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah
Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang memakai
istilah To-Indo (Hindia Timur). Para penjajah memanfaatkan kepolosan masyarakat
Nusantara untuk diambil hasil buminya. Para penjajah khususnya Negara Barat
yang membutuhkan hasil rempah, hal ini dikarenakan di Negara barat memilki suhu
yang dibawah rata-rata normal, sehingga mereka membutuhkan bahan yang dapan
membuat mereka merasa hangat untuk bertahan hidup.
Nama Indonesia tidak lahir dari pikiran pribumi melainkan nama
Indonesia pertama kali diperkenalkan oleh etnolog Inggris, G.R. Logan, pada
tahun 1850, ketika ia menulis buku mengenai bangsa yang tinggal di kepulauan
penghasil rempah-rempah itu. Logan menggabungkan kata “India” yang waktu itu
diartikan oleh kebanyakan orang Barat sebagai daerah penghasil rempah, dengan
kata “nesos” yang berarti kepulauan. Dengan menggabungkn dua kata itu,
terciptalah nama Indonesia.
Nama dari siapa atau darimana orang itu berasal tidaklah penting.
Sebagian masyarakat mungkin berfikir bahwa nama yang datang dari bukan
masyarakat pribumi nama itu tidak sah, atau ada juga yang berpendapat bahwa
nama yang berasal dari orang barat sekaligus negaranya mantan penjajah maka
nama yang diusulkan tidak sah dan tidak perlu diakui oleh masyarakat. Tetapi
bukan seperti itulah menyikapi nama yang telah diciptakan oleh seseorang,
bahkan dengan nama itu kita, masyarakat Indonesia dapat merebut kemerdekaan
dari tangan jepang. Bayangkan jika tidak ada nama ketika telah merebut
kemerdekaan, pasti telah terjadi perdebatan anatara golongan tua dan golongan
muda, antara golongan agamis dan ateis, anatara golongan islam dan non-islam,
anatara golongan nasionalis, agamis dan pribumi. Dengan adanya nama yang telah
tertanam dalam jiwa masyarakat Indonesia kemerdekaan dapat beralih dari tangan
jepang ke tangan masyarakat Indonesia.
Penghargaan kehormatan selayaknya diberikan kepada Logan yang telah
menciptakan nama Indonesia. Makna dibalik nama itu adalah persatuan yang tak
terukur tingginya dan tertanam dalam jiwa masyarakat Indonesia. Nama bukanlah
subjek dari suatu hubungan, melainkan apa yang membuat nama itu menjadi
saubjeklah yang membuat nama itu menjadi berarti.